Kamis, 03 November 2011

SYAIR HALAJ ( ANA AL-HAQ)

Aku adalah Dia yang kucinta dan
Dia yang kucinta adalah aku
Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh.
Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia,
dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat aku

Maha suci zat yang sifat kemanusiaan-Nya,
membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang.
Kemudian kelihatan baginya mahluk-Nya,
dengan nyata dalam bentuk manusia yang makan dan minum

Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku,
sebagaimana anggur disatukan dengan air murni.
Jika sesuatu menyentuh Engkau,
ia meyentuhku pula,
dan ketika itu dalam tiap hal Engkau adalah aku.

Aku adalah rahasia Yang Maha Benar,
dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku
Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.

Sebelumnya tidak mendahului-Nya, setelah
tidak menyela-Nya, daripada tidak
bersaing dengan Dia dalam hal
keterdahuluan, dari tidak sesuai dengan Dia,
ketidak menyatu dengan dia, Dia tidak mendiami Dia,
kala tidak menghentikan Dia, jika tidak berunding dengan Dia,
atas tidak membayangi Dia,dibawah tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapi-Nya, dengan tidak menekan Dia, dibalik tidak mengikat Dia,
didepan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia,
dibelakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan Dia,
ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia lenyap, penyembunyian
tidak menyelubungi Dia, pra-eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia
mendahului yang belum ada, kekalahan-Nya mendahului adanya batas.

Di dalam kemuliaan tiada aku,
atau Engkau atau kita,
Aku, Kita, Engkau dan Dia seluruhnya menyatu.

diambil dari:www.sufinews.com

Baca lebih lanjut...

FENOMENA MANUSIA ATAU TUHAN?

Lebih baik Tidak Tahu daripada Tahu,disisi lain Lebih mulia Tahu dari pada Tidak Tahu,lebih baik Bicara dari pada Diam,disisi lain lebih mulia Diam menjaga Rahasia dari pada bicara mengumbar Rahasia,lebih baik Berilmu dari pada Bodoh,disisi lain lebih Mulia Bodoh tapi di Rahmati dari pada Berilmu tapi Sombong,lebih baik Mulia dari pada Hina, di sisi lain lebih Mulia Hina tapi di Rahmati dari pada Mulia tapi Sombong di Hadapan Allah.

Kenali Allah sebagai mana kau mengenal sekitarmu,kenali Allah sebagai mana kau mengenal setiap sudut hatimu dan kenali Allah sebagaimana kau mengenal tiap sel dalam dirimu,setelah kau mengenalnya bermesraanlah Dengan-Nya,jangan kau MENGAKU KENAL TAPI TIDAK TAHU

Kebaikan hanyalah pada Allah,jalani semuanya karena itu yang terbaik,terima cacian,gunjingan,fitnah,jika itu ujian untuk membuktikan ketulusan cinta Pada-Nya,sesungguhnya tiada yang tahu bagaimana pandangan Allah terhadapmu Kecuali Allah sendiri,Maka sungguh mendahului Allah yang tahu seberapa jauh kedekatanmu Kepada-Nya,dan menyalahkan caramu Bermesraan Dengan-Nya

Setiap makhluk punya cara tersendiri untuk bermesraan dengan-Nya perbedaan cara itu bukannya menjadi perselisihan tapi seharusnya harus menjadi pemersatu,tidak saling melecehkan dan menjelek-jelekkan,anehnya perbedaan cara ini justru menyebabkan suatu fenomena yang baru dimana para pejalan Ruhani berlomba-lomba menjadi Tuhan,menganggap dia yang paling hebat, yang lain kecil dihadapannya,menganggap amalannya yang paling diterima oleh Allah
Sombong…..,mungkin itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan itu,pandangannya selalu kelangit tidak pernah sedikitpun menunduk ke tanah,kenal diri berarti kenal Allah, tapi kenal Allah mustahil bisa menjadi Allah,karena Allah tidak dapat dilahirkan,tidak akan cukup bumi,seluruh planet bahkan alam semesta ini untuk untuk menampung dzat-Nya,tetapkanlah pada Rahasia,janganlah pernah dilahirkan baik itu dengan lidah,perbuatan ataupun sikap
Tajul Khalwatiyah dua buah kata yang simple namun dalam, Tajul menurut bahasa adalah Mahkota, sedang Khalwatiyah menurut bahasa adalah tersembunyi,hm…. Alangkah indahnya jika kita menaruh Mahkota itu jauh di dalam Rahasia kita, cukup…..,cukup…., biarkan Dia yang mengatur kita bukan kita yang mengatur Allah,tidak usah bertanya tapi yakin tidak perlu bukti, biarkan Mahkota itu merasuk dalam setiap pori-pori bahkan setiap sel di tubuh,hingga aura Mahkota itu terpancar….bukan dengan mengumbar,dan menyombongkan segala pengetahuan yang kita anggap besar padahal senuktahpun tak lebih…
Wahai Allah ingin rasanya keluar dari lingkaran waktu ini lingkaran yang membelenggu yang hanya persepsi dan pandangan semua akan diri-MU izinkanlah HAmba masuk ke dalam lingkaran cintamu yang abadi….AMIN
WALLAHU A’LAM


Baca lebih lanjut...

Rabu, 02 November 2011

EMANSIPASI PRIA, ANTARA AKU, TUHANKU, DAN ISTRIKU

Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut, terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci.
Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak.

Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.


Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya.

Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon.
Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih ada'pekerjaan- pekerjaan kecil lainnya' yang harus dikerjakan.

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi."

Tuhan menjawab:

"Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."

Baca lebih lanjut...

APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?
Apakah kejahatan itu ada?

Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, 'Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?'.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, 'Betul, Dia yang menciptakan semuanya'.

'Tuhan menciptakan semuanya?'
Tanya professor sekali lagi.

'Ya, Pak, semuanya' kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, 'Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.'

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, 'Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?'

'Tentu saja,' jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, 'Profesor, apakah dingin itu ada?'
'Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?' Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, 'Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, 'Profesor, apakah gelap itu ada?'

Profesor itu menjawab, 'Tentu saja itu ada.'

Mahasiswa itu menjawab, 'Sekali lagi anda salah Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.

Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.'

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, 'Profesor, apakah kejahatan itu ada?'

Dengan bimbang professor itu menjawab, 'Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.'

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, 'Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah kealpaan akan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, 'kejahatan' adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.

Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.'

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

sumber: milis Cetivasi

Baca lebih lanjut...